Selasa, 22 Oktober 2013

FINISHING WELL

LEADERSHIP MASTERY today:
FINISHING WELL, CLOSING LIFE'S SIGNIFICANT CHAPTERS (KERJA TUNTAS, MENGAKHIRI BAGIAN PENTING HIDUP atau Menutup Babak Kehidupan yang Penting)

Sebuah nasehat bijak yang disampaikan oleh Gary L. McIntosh perlu menjadi perenungan akhir kita:
SUCCESS is not how MANY GAMES you WIN, but HOW HARD you PRACTICE after You LOSE.

Berarti, keberhasilan seorang pemimpin mencapai FINISHING WELL merupakan BUAH dari KETERBUKAAN untuk diajar oleh Tuhan SENANTIASA (miliki TEACHABLE HEART), sikap KERENDAHAN HATI (Humble) untuk TERUS HIDUP dalam Visi Tuhan (Living on GOD'S Vision), dan terus memelihara 267 (RE-LA-SI) dengan Tuhan.

Ingin Tuhan berkata pada anda, "you have been already FINISHING WELL, my son, WELL DONE!! "
Mat 25:21 And his lord said to him, WELL DONE , good and faithful slave. You were faithful over a few things; I will set you over many. Enter into the joy of your lord. (Literal version-LITV)
Mat 25:21 Dan tuannya berkata kepadanya: Baiklah, hai hamba yang baik dan setia; atas yang sedikit engkau telah setia, aku akan menetapkan engkau atas yang banyak. Masuklah ke dalam sukacita tuanmu! (KS-ILT: Kitab Suci Indonesian Literal Translation)
Matt 25:21 'BAGUS,' kata tuan itu, 'engkau adalah pelayan yang baik dan setia. Karena engkau dapat dipercayai dengan yang sedikit, saya akan mempercayakan yang banyak kepadamu. Masuklah dan ikutlah bersenang-senang dengan saya!' (LAI Bahasa Sehari-Hari)

Mari terus menelusuri 13 Tokoh dalam ALKITAB tentang KEBERHASILAN dan KEGAGALAN mereka mencapai FINISHING WELL. okey? WELL DONE!

SALAM SORBUM. (SORGA-BUMI)
Finishing Well mengajak kita untuk melihat bahwa dalam kehidupan hal yang terpenting adalah bagaimana kita memulai pertandingan, dan bagaimana kita bertanding. Namun pada akhirnya yang diperhitungkan adalah bagaimana kita mengakhiri pertandingan. Tidaklah berat untuk memulai sesuatu, yang berat adalah bagaimana kita menyelesaikannya. Inilah salah satu tantangan terbesar pemimpin; ada banyak pemimpin yang telah memulai sesuatu dengan baik namun hanya sejumlah kecil di antara mereka yang mampu untuk menyelesaikannya dengan baik.

Menyelesaikan dengan baik dalam buku ini didefinisikan melalui tiga sisi, di antaranya;
1. Terhadap Allah, berarti kesetiaan terhadap panggilan kita
2. Terhadap diri sendiri, berarti hati nurani yang tulus. Kita telah melepaskan tanggung jawab kita dengan integritas sehingga kita tidak memiliki alasan untuk merasa bersalah terhadap rasa dendam yang belum diselesaikan, kewajiban yang belum dipenuhi, janji yang belum ditepati
3. Terhadap sesama, bagaimana kita menghargai orang lain dan melakukan perubahan yang berarti dalam hidup mereka.
Untuk menyelesaikan dengan baik babak kehidupan kita, bukan dengan menunggu hingga akhir, namun perlu dimulai dari sekarang. Lebih dari itu, setiap orang perlu untuk menyelesaikan setiap babak dengan baik guna mencapai sebuah akhir yang baik. Sebagaimana sebuah pertandingan catur, setiap babak dalam kehidupan kita/langkah yang kita ambil memiliki konsekuensi untuk menentukan akhir pertandingan.

Dengan mengangkat biografi dari 13 tokoh Alkitab, David W. F. Wong mengajak kita belajar dari perjalanan kehidupan mereka. Tidak semua tokoh dapat menyelesaikan dengan baik, namun dari sana kita dapat mengambil suatu pelajaran penting bagi babak-babak kehidupan kita.

Ironisnya, terdapat beberapa tokoh yang secara sekilas merupakan tokoh yang sangat ternama dan menunjukkan kualitas kehidupan yang baik—jika kita melihat secara sekilas—namun ada babak-babak dalam kehidupannya di mana mereka gagal menyelesaikannya dengan baik—hingga sampai akhirnya. Daud, misalnya, seorang yang lunak hati dan ‘dekat dengan Allah’, mampu dengan rendah hati mengakui kegagalannya dan bertobat, namun gagal menutup babak dukacita dengan menahan pengampunan kepada Absalom. Imam Eli, seorang imam yang saleh, ternyata gagal justru di dalam permasalahan yang melekat di dalam rumahnya sendiri—kegagalan dalam mendidik dan mendisiplin anak-anaknya, dan mengarahkan hidupnya pada suatu akhir yang tragis. Selain itu ada beberapa tokoh yang dapat memulai dengan sangat baik, namun tak dapat menyelesaikannya dengan baik pula, seperti Saul, Salomo, dan Simson. Berbagai macam hal merintangi mereka untuk dapat menyelesaikan dengan baik setiap babak yang ada dalam kehidupannya. Suatu peringatan bagi kita bahwa hal-hal yang mungkin kita anggap sepele dan kita abaikan dapat berdampak besar yang akhirnya menahan kita untuk maju dan menang.

Sebaliknya, terdapat beberapa teladan tokoh yang—sekalipun mengalami berbagai kejatuhan dan tekanan—mampu menciptakan sebuah akhir yang baik. Di tengah beragam hal yang mengecewakan yang membuatnya sangat rentan untuk jatuh, Samuel telah membuktikan diri mampu memiliki ketahanan hingga akhir. Simon Petrus, terlepas dari semua kegagalan dan kesombongan yang pernah di alaminya, ia mampu untuk menyelesaikan tugas pelayanannya dengan kerendahan hati dan ketaatan penuh pada Allah. Ayub mampu menutup babak keraguan dalam hidupnya, sekalipun sampai pada akhirnya tidak semua pertanyaannya terjawab—ada banyak hal yang masih tersembunyi dan menjadi misteri Allah, namun dia mampu melihat kepada Seorang yang ia percayai, bukan pada ke mana Dia akan membawanya. Kemenangan yang serupa juga dialami Naomi dan Yusuf.

Namun tidak semua babak dapat menemui akhir yang jelas—entah itu baik atau buruk. Terdapat beberapa perjalanan kehidupan yang memiliki akhir yang terbuka/menggantung dan tidak dapat dimengerti dengan baik saat itu juga—dan baru terjawab sekian waktu kemudian. Kisah Musa dan Yohanes Pembaptis merupakan dua di antaranya. Musa sedemikian dekat dengan Tanah Perjanjian namun tidak bisa melangkahkan kakinya untuk masuk. Yohanes Pembaptis yang disebutkan Yesus sebagai ‘seorang yang terbesar—namun juga yang terkecil’ ternyata hidupnya berakhir tragis setelah sempat ragu akan kebenaran identitas Yesus. Kedua hal ini nampak menggantung dan menyisakan pertanyaan yang belum terjawab dengan sempurna; apaka—dengan akhir hidup seperti itu—mereka telah menyelesaikan babak hidupnya dengan baik, atau tidak?! Jawabannya muncul beberapa waktu lamanya, membuktikan di mana posisi mereka dalam mengakhiri pertandingan tersebut.

Di bagian akhir, David Wong mengingatkan pembaca melalui kehidupan Paulus, untuk bukan hanya dapat mencapai kesuksesan, namun juga menutup babak kesuksesan itu dengan baik. Seorang pendaki profesional mengatakan bahwa mencapai puncak adalah pilihan, namun menuruninya adalah mandat. Banyak pemimpin yang melupakan prinsip ini sehingga sekalipun mereka dapat ‘mencapai puncak tertinggi’, harus berakhir dengan buruk karena mereka ‘tewas membeku di ketinggian dan tidak pernah turun’.

Buku ini mengingatkan kita untuk menapaki setiap babak kehidupan kita dengan bijak dan menyelesaikannya dengan baik. Melalui sebuah penuturan yang sederhana dan disertai ilustrasi-ilustrasi pendukung, buku ini menjadi bacaan yang ringan namun bernilai tinggi. Biografi merupakan saksi terbaik bagi dirinya sendiri yang dengannya kita dapat bercerita mengenai perjumpaan pribadi dengan biografi, sebagaimana John Piper menuliskan, “Biografi telah sama kuatnya dengan dorongan manusia dalam kehidupan saya dalam melawan apatis inferioritas. Tanpa mereka saya cenderung melupakan sukacita dalam konsistensi aspirasi dan aktivitas yang berorientasi pada Allah”. Kiranya perjuangan hidup para tokoh-tokoh Alkitab ini dapat memberikan pelajaran yang berarti bagi kita, so we can finishing well.
Catatan:
Finishing Well—Closing Life’s Significant Chapters” by David W.F. Wong, copyright (c) 2006
Edisi terjemahan Indonesia “Finishing Well—Menutup Babak-babak Penting Kehidupan”, copyright (c) 2009 by Yayasan Haggai Indonesia

Judul buku : Menutup Babak Kehidupan yang Penting
Judul asli buku : Finishing Well, Closing Life's Significant Chapters
Penulis : David W.F. Wong
Penerjemah : C. Krismariana W.
Penerbit : Yayasan Haggai Indonesia, Jakarta 2009
Ukuran : 15 x 21 cm
Tebal : 202 halaman

Sebagian besar orang dapat meraih sesuatu dengan mudah daripada mempertahankannya. Demikian juga dalam mengerjakan sesuatu. Kita bisa memulai sesuatu dengan baik, namun belum tentu dapat mengakhirinya dengan baik pula. Hal ini juga berlaku di bidang kepemimpinan. Seorang pemimpin seharusnya bersikap bijaksana dan bertindak hati-hati, sehingga apa yang dikerjakan dengan baik di awal dapat diselesaikan dengan baik pula.

Buku "Finishing Well, Closing Life's Significant Chapters" yang telah dialihbahasakan dengan judul "Menutup Babak Kehidupan yang Penting", merupakan buku yang pantas dibaca oleh semua kalangan, khususnya bagi Anda yang ingin menjadi pemimpin yang berhasil. David Wong, Wakil Presiden di International Training of Haggai Institute, yang cukup banyak menggeluti dunia kepemimpinan dan pembelajaran, juga menulis buku-buku lain seperti "Meninggalkan Kenyamanan, Meraih Kemenangan" (Journeys Beyond the Comfort Zone) dan "Perjalanan Cinta yang Teruji".

Berbeda dari buku-bukunya yang lain, dalam buku "Finishing Well, Closing Life's Significant Chapters" ini, David Wong lebih banyak membahas tentang prinsip-prinsip kehidupan, yang dituangkan secara praktis dengan ilustrasi yang relevan berdasarkan kebenaran Alkitab dan pengalaman hidupnya. Secara keseluruhan, buku ini tersusun atas bagian Pendahuluan, Akhir yang Baik dan yang Buruk, Akhir yang Terbuka, Menutup Babak, dan Kesimpulan. Dengan mengupas perjalanan hidup yang diwarnai dengan kegagalan dan keberhasilan para pemimpin dalam Alkitab, dari Saul, Salomo, Daud, Simon Petrus, sampai Paulus, David Wong menerangkan pentingnya semangat dan ketaatan untuk tetap melakukan yang terbaik sampai akhir.

Pada bab terakhir, Kesimpulan, Anda juga dapat membaca 12 prinsip mengakhiri dengan baik. Setelah itu, catatan akhir dan pertanyaan diskusi juga dilampirkan untuk membantu Anda dalam mendalami isi buku ini lebih baik lagi. Anda ingin meneladani Paulus, yang mengakhiri pertandingan iman dengan baik? Segera simak buku ini, dan selamat berjuang untuk membuat akhir yang baik dalam hidup Anda!
Diulas oleh: Sri Setyawati

The Importance of Finishing Well

Akhir tahun sudah dekat. Tinggal countdown dan kita akan memasuki tahun baru 2014. Namun sebelum memasuki tahun baru, sudahkah tahun 2013 ini ditutup dan diakhiri dengan baik? Tanpa suatu closing yang baik, kita tidak akan memasuki tahun 2014 dengan baik juga. Mengakhiri dengan baik sangatlah penting. Ketika kita memasak, penting untuk mencuci sayuran, memotong bawang, memberi bumbu, namun hasil akhir masakan yang paling penting untuk dinikmati. Dalam suatu pengerjaan skripsi, penting untuk menganalisis data, namun hasil sidang yang paling menentukan.  Dalam memasuki tahun baru, penting untuk berencana dan memulai dengan baik, namun jauh lebih penting bagaimana kita mengakhirinya.

Tidak perlu diragukan lagi, kita ahli dalam membuat resolusi tahun baru. Sebagian dari kita juga ahli untuk terus menjalankan resolusinya selama...... entah berapa minggu atau berapa bulan, yang jelas ketika akhir tahun tiba, resolusi yang dibuat untuk tahun berikutnya tidak mengalami perubahan atau peningkatan, karena tidak diselesaikan hingga akhir tahun.

Tidak dikisahkan tokoh-tokoh Alkitab membuat resolusi tahun baru dan menjalaninya. Namun menurut Dr J. Robert Clinton, "Few leaders finished well. Of those on which information was available, less than 30% finished well." (Wong, 2007, p.17). Sedikit pemimpin yang mengakhiri dengan baik. Dari informasi yang tersedia, kurang dari 30% mengakhiri dengan baik. Secara kasar dapat dikatakan hanya 1 dari 3 tokoh Alkitab menyelesaikan dengan baik visi misi Tuhan di dalam hidup mereka.

Banyak tokoh Alkitab yang mampu memulai dengan sangat baik, melanjutkan dengan sangat baik, namun tidak mengakhiri dengan baik. Rasul Paulus adalah contoh yang sangat baik. Ia melihat hidupnya dari garis akhir, tidak ada yang disesali dalam pekerjaannya, dan apa yang ia tinggalkan sungguh berharga. (Wong, 2007, p.31).

Untuk menyelesaikan dengan baik keseluruhan hidup kita, penting untuk menyelesaikan setiap bab kehidupan dengan baik. Demikian pula penting untuk mengakhiri setiap tahun juga dengan baik.

Mengapa penting untuk menyelesaikan dengan baik? Berikut ini beberapa hasil perenungan pribadi setelah membaca buku berjudul Finishing Well.

1. Tuhan Yesus Kristus menyelesaikan dengan baik kehidupannya selama di dunia.
Bukankah tujuan hidup harian kita sebagai orang percaya adalah mengejar keserupaan dengan Kristus? Sama seperti Kristus telah mengakhiri misi-Nya di dunia dengan sangat baik, demikian pula hidup kita juga harus diselesaikan dengan baik. Apa yang menjadi panggilan Tuhan atas hidup masing-masing pribadi harus diresponi, dikerjakan, dan diselesaikan dengan baik sehingga pada akhirnya kita dapat berkata seperti Paulus dalam 2 Timotius 4:7, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman."
Tuhan YESUS berkata di akhir penderitaanNya di Kayu Salib ketika menyelesaikan Mission Possible, Mission COMPLETE, Misi Menebus Dosa SEISI DUNIA, "SUDAH SELESAI."
(KS-ILT Yohanes 19:30) Kemudian ketika YESUS mengecap anggur asam itu, Dia berkata, “Selesailah sudah!” Dan seraya menundukkan kepala, Dia menyerahkan Roh-Nya.

2. Hidupku bukan milikku lagi, melainkan Kristus yang sudah menebusku.
Sejak menerima Kristus sebagai Juruselamat, maka hidup kita adalah milik Kristus. Sudah sepatutnya kita menghidupi hidup yang ditebus Kristus ini sesuai dengan rencana dan tujuan Tuhan bagi kemuliaan-Nya. Itu sebabnya penting bagi setiap orang percaya untuk mengetahui panggilan Tuhan atas hidupnya, meresponi panggilan tersebut, mengerjakan pekerjaan yang Allah persiapkan (Efesus 2:10), dan menyelesaikan dengan baik sama seperti Paulus.

Kalau hari ini kita menengok ke belakang dan melihat bahwa sejak Januari hingga Desember 2013 ada banyak hal yang belum tercapai dan belum terselesaikan, jangan berkecil hati. Tutuplah tahun ini dengan menghitung berkat-berkat Tuhan sepanjang tahun, naikkan pujian dan syukur kepada Tuhan dengan sukacita, bawa persembahan yang terbaik untuk Dia. Rendahkan diri di hadapan Tuhan dan minta pertolongan-Nya untuk menyelesaikan setiap bab kehidupan dengan baik selagi Tuhan masih memberi kesempatan hidup di tahun yang baru.

Memasuki tahun baru, berdoalah kepada Tuhan, tanya apa yang Tuhan mau kita kerjakan dan selesaikan dengan baik pada tahun 2014. Mintalah pimpinan-Nya. Buka telinga dan mata lebar-lebar terhadap Firman Tuhan baik yang dikhotbahkan di gereja maupun yang kita baca ketika bersaat teduh. Dengarkan dengan seksama apa yang Tuhan kehendaki. Percayalah bahwa Dia adalah Imanuel, Tuhan yang senantiasa menyertai kita di dalam melakukan kehendak-Nya. Mari bersama-sama menyelesaikan dengan baik, berlari sampai garis akhir, dan memelihara iman di dalam Kristus sepanjang tahun 2014 dan seterusnya!

Tentang penulis:
David W.F. Wong melayani sebagai Vice President dari International Training of Haggai Institute, menikmati pelayanan di seluruh dunia dengan mengajar dan menjadi pembimbing bagi ribuan pemimpin, lebih dari 150 negara. Kerinduannya adalah untuk melihat para pemimpin melangkah maju melampaui pertengahan hidup mereka menuju ke sebuah akhir yang kuat. Ia tinggal di Singapura, ia dan istrinya, Jenny, memiliki dua orang putri yang telah dewasa dan seorang cucu laki-laki.

Bibliography:
Wong, David W.F. 2007. Finishing Well: Closing Life's Significant Chapters. Singapore: Finishing Well Ministries.
blog:
http://forum.todaymanna.com/showthread.php?709-Finishing-Well-%28very-good-book%29
http://lead.sabda.org/menutup_babak_kehidupan_yang_penting
http://nathanfaith.blogspot.com/2011/09/finishing-well-david-wf-wong.html
http://novi-kurniadi.blogspot.com/2012/12/the-importance-of-finishing-well.html
http://sukses-ministry.blogspot.com/

1 komentar:

  1. how to buy this book ? Please info to ka5im_u5man@yahoo.co.id Terima kasih

    BalasHapus